Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Mabes Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar menegaskan, meninggalnya Raymond Latuihamalo alias Ongen, 56 tahun, saksi kunci kematian penggiat HAM Munir, merupakan kematian yang wajar.
”Nggak ada, sementara kalau keluarga mengetahui itu sebagai proses yang alami dan wajar. Kita doakan supaya yang bersangkutan dapat diterima di sisi Tuhan yang kuasa,“ kata Boy, menjawab pertanyaan wartawan tentang kemungkinan kematian tidak wajar atau pembunuhan, di Mabes Polri, Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurutnya, keluarga Ongen yang mengetahui pasti meninggalnya almarhum saksi kunci kasus meninggalnya almarhum Munir yang hingga saat ini belum juga terang aktor utamanya.
”Tentu nanti silakan kepada keluargalah ya, yang lebih tepat. Kita semua akan mengalami situasi kondisi mungkin sakit, tapi tentu keluarga pasti memahami secara persis,“ ucap Boy.
Namun demikian, Boy menegaskan, jika kemudian ditemukan kejanggalan pada kematian Ongen, kepolisian akan segera melakukan penyelidikan.
”Nanti ada hal-hal yang dirasakan adanya suatu kejanggalan, tentu dapat dilakukan suatu komunikasi dengan petugas, untuk melakukan langkah-langkah penyelidikan,“pungkasnya.
Ongen meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Rabu, 2 Mei 2012, sekitar pukul 17:30 WIB.
Anak bungsu mendiang, Sasa, mengatakan, ayahnya mengalami kejang-kejang seperti terserang sakit jantung, saat menyetir mobil di jalan Panglima Polim, sekitar pukul 16:30 WIB, sehingga langsung dilarikan ke RSPP. Namun, nyawanya tidak bisa diselamatkan. Iwan Setiawan
”Nggak ada, sementara kalau keluarga mengetahui itu sebagai proses yang alami dan wajar. Kita doakan supaya yang bersangkutan dapat diterima di sisi Tuhan yang kuasa,“ kata Boy, menjawab pertanyaan wartawan tentang kemungkinan kematian tidak wajar atau pembunuhan, di Mabes Polri, Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurutnya, keluarga Ongen yang mengetahui pasti meninggalnya almarhum saksi kunci kasus meninggalnya almarhum Munir yang hingga saat ini belum juga terang aktor utamanya.
”Tentu nanti silakan kepada keluargalah ya, yang lebih tepat. Kita semua akan mengalami situasi kondisi mungkin sakit, tapi tentu keluarga pasti memahami secara persis,“ ucap Boy.
Namun demikian, Boy menegaskan, jika kemudian ditemukan kejanggalan pada kematian Ongen, kepolisian akan segera melakukan penyelidikan.
”Nanti ada hal-hal yang dirasakan adanya suatu kejanggalan, tentu dapat dilakukan suatu komunikasi dengan petugas, untuk melakukan langkah-langkah penyelidikan,“pungkasnya.
Ongen meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Rabu, 2 Mei 2012, sekitar pukul 17:30 WIB.
Anak bungsu mendiang, Sasa, mengatakan, ayahnya mengalami kejang-kejang seperti terserang sakit jantung, saat menyetir mobil di jalan Panglima Polim, sekitar pukul 16:30 WIB, sehingga langsung dilarikan ke RSPP. Namun, nyawanya tidak bisa diselamatkan. Iwan Setiawan