Indonesia Police Watch (IPW) memprotes dan mengecam rencana Polri akan memberikan gelar Bintang Bhayangkara Utama kepada "Kepala Kepolisian Malaysia".
Gelar yang diberikan tersebut berupa Bintang Bhayangkara Utama kepada dua petinggi polisi Malaysia, yakni Ketua Police Negara Police Diraja Malaysia ("Kapolri Malaysia") Tan Sri Ismail bin Omar dan KSAD Jenderal Edi Pramono.
“Pemberian gelar tersebut dijadwalkan, di ruang Ruang Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/5). Diberikan gelar itu berkaitan dgn Hari Bhayangkara Polri pada 1 Juli mendatang. Ketua Panitia Hari Bhayangkara Komjen Sutarman yang juga Kabareskrim sdh menandatangani persetujuan pemberian gelar bagi “Kapolri Malaysia” ini,” ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane kepada SP, Kamis.
Menurut Neta, IPW memprotes dan mendesak rencana gelar tersebut dibatalkan. Pemberian gelar kepada Kapolri Malaysia ini akan sangat melukai hati nurani bangsa Indonesia, dan menzalimi rasa keadilan rakyat Indonesia, khususnya para TKI dan TKW.
Sebab belum lama ini tiga TKI di Malaysia tewas akibat diberondong tembakan polisi Diraja Malaysia. Ironisnya fakta ini tidak menjadi perhatian Polri yang kemudian tega-teganya memberi gelar Bintang Bhayangkara Utama buat “Kapolri Malaysia”.
“Apakah membantai TKI di Malaysia dianggap sebagai sebuah prestasi oleh Polri, sehingga Kapolri Malaysia hrs diberi gelar Bintang Bhayangkara Utama. Untuk itu IPW mendesak rencana tersebut patut dibatalkan,” kata Neta
Gelar yang diberikan tersebut berupa Bintang Bhayangkara Utama kepada dua petinggi polisi Malaysia, yakni Ketua Police Negara Police Diraja Malaysia ("Kapolri Malaysia") Tan Sri Ismail bin Omar dan KSAD Jenderal Edi Pramono.
“Pemberian gelar tersebut dijadwalkan, di ruang Ruang Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/5). Diberikan gelar itu berkaitan dgn Hari Bhayangkara Polri pada 1 Juli mendatang. Ketua Panitia Hari Bhayangkara Komjen Sutarman yang juga Kabareskrim sdh menandatangani persetujuan pemberian gelar bagi “Kapolri Malaysia” ini,” ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane kepada SP, Kamis.
Menurut Neta, IPW memprotes dan mendesak rencana gelar tersebut dibatalkan. Pemberian gelar kepada Kapolri Malaysia ini akan sangat melukai hati nurani bangsa Indonesia, dan menzalimi rasa keadilan rakyat Indonesia, khususnya para TKI dan TKW.
Sebab belum lama ini tiga TKI di Malaysia tewas akibat diberondong tembakan polisi Diraja Malaysia. Ironisnya fakta ini tidak menjadi perhatian Polri yang kemudian tega-teganya memberi gelar Bintang Bhayangkara Utama buat “Kapolri Malaysia”.
“Apakah membantai TKI di Malaysia dianggap sebagai sebuah prestasi oleh Polri, sehingga Kapolri Malaysia hrs diberi gelar Bintang Bhayangkara Utama. Untuk itu IPW mendesak rencana tersebut patut dibatalkan,” kata Neta